Senin, 13 April 2015

surat cinta (Teruntukmu calon imam ku)



Teruntukmu calon imamku…
Disini aku menunggu mu..
Ku yakin Allah SWT  mempersiapkan pertemuan kita akan sangat indah kelak..
Kau tahu ?
terkadang aku sangat merindukanmu.. lalu aku tersadar…
aku selalu meminta kepada-Nya agar kau imam yang baik bagi dunia dan akhiratku kelak..
dan ku tau baik itu bila kau sangat-sangat mencintai-Nya diatas segala sesuatu yang kau cintai di muka bumi ini…
karenanya aku merasa malu bila ku masih belum baik pula untukmu..
calon imamku,…
dimanapun sekarang kau berada… apapun yang kau perjuangkan..
ku harap kau selalu dalam lindungan Rabb kita..
ku peluk kau dengan doa-doaku untukmu,,..
bila kau masih di jalan yang salah.. segeralah sadar,.. jemput hidayah-Nya..
teruslah perbaiki diri,.. untuk mendapat cinta-Nya…
agar cinta kita kelak mendapat ridho dari Nya..
ku yakin kau sedang mencariku,..demikian pula aku…
disini aku terus berusaha memperbaiki diri…
memantaskan diri dihadapan Rabbi…
disini ku kan terus menantimu.. hingga Dia mempertemukan kita…menyatukan kita pada waktu dan tempat yang tepat… dengan cara yang indah…dengan cinta dan ridho-Nya…
calon imamku,...
tulisan ini ,...kata-kata ini tak lah seromantis kata-kata istri Rasulullah...
Namun, impianku...
kelak saat kita bersatu ,.. kita akan membangun biduk rumah tangga mengikuti cara rasulullah..
calon imamku,…
teruslah berada dijalan-Nya… tetaplah teguh hati mu,… imanmu.. dan… cintamu,.. pada Dia dan agama kita..
dengan itu yang akan membuatku cinta.. karena kau lebih cinta Dia dari segalanya…


Senin, 06 April 2015

Sometimes

sometimes what people look on you is not real you ...
sometimes what you show to people is not real you also..
Live give you a million reasons to happy and sad...
keep walking till the end of your breath..

we don't know what will happen tomorrow..
we don't know what will we get soon ..
or we don't know what we have got yesterday..
but the better thing that must we do is be grateful..
everyday,..

God gave us heart..
heart for love fellow human..
sometimes with consciousness or not...
we will make others heart happy and (or) wound ...
we will be a reason for others smile or tear ...

always remember...
and do 2 things...
say thanks and apologize... 

when you love fellow human with your pure heart..
then Allah SWT will love you...

:)

 


Minggu, 05 April 2015

Dunia .. ya memang begini!

Kalau difikirkan lebih lama ,.. lebih jauh.. lebih dan lebih dunia ya memang seperti ini. Ada banyak kejadian yang dialami, dengan tangisan, tawa. Juga ada banyak orang yang akan ditemui. Orang-orang yang akan memberikan arti. Entah itu memberi arti kasih, arti kecewa, juga yang gak memberi arti apa-apa, ya seperti orang yang hanya lewat di depan kita, ketika kita duduk di suatu tempat. 

Katanya, hidup ini adalah pilihan. Ya memang. Jalan akhirnya juga pilihan. Mau Syurga atau Neraka?. tergantung bagaimana kita menjalani, memanfaatkan nafas kita sebaik-baiknya untuk menyiapkan bekal "perjalanan" kesana. Bumi ini tempat kita terlahir, tumbuh, dan di dalam perutnya kita akan dikandung, cuma tempat singgah. Diibaratkan kita sedang berada dalam bus untuk perjalanan jauh. Sebelum sampai di tempat tujuan selama diperjalanan akan banyak yang kita lihat, kita temui. Pepohonan, gunung, jurang, orang-orang yang lalu lalang di jalan, hanya terlewat seperti itu saja. Mungkin teman duduk disamping kita yang akan menemani kita berbincang selama di perjalanan. 

Ya hidup pun demikian. Hidup di dunia. Dunia ini cuma tempat singgah. halte pertama dan terakhir. untuk menunggu 'bus' ke tempat terakhir. Seperti sabda Rasulullah :
" Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan" (HR. Bukhari)
Maka dari itu kita harus menjalani hidup di dunia ini sebaik-baiknya. Kita sedang berada diperjalanan. Orang-orang di sekeliling kita, yang dekat dengan kita diibaratkan seperti orang yang duduk di samping kita. untuk memberikan kesan yang baik, kita akan berbagi cerita yang baik. Sama halnya kita mengasihi sesama manusia, berbuat baik, untuk 'bekal' baik kita disana. 

Bila sekelilingmu menyayangimu, memberi kebaikan padamu, maka lakukan hal yang sama. Akan ada beberapa atau sebagian orang yang tak menyukaimu, mengecewakanmu, maka maafkanlah, berbuat baiklah pada mereka.  Bila bertemu dengan orang yang 'hanya' lewat juga berbaik-baiklah pada mereka. Mungkin tak menjamin kau memberi kebaikan maka akan mendapatkan kebaikan pula. Tapi berbuat baik itu menunjukkan diri sendiri adalah baik.

" ada segumpal daging di dalam tubuh, bila daging itu baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. itulah 'hati' ".

 Jalani saja hidup di dunia ini apa adanya. Jangan terlalu mencintai sesuatu terlalu sangat. Dan pula jangan membenci sesuatu terlalu sangat. Nikmat dan musibah, tawa dan tangis,  syukuri dengan tulus dan keikhlasan. Selama bumi berputar sampai pada waktu kita untuk berjalan sudah selesai akan banyak hal-hal tsb kita alami. Akan banyak orang yang kita temui. Jadikan semuanya pelajaran berarti, berbuat baik, berprasangka baik, untuk bekal di sana nanti, tempat pemberhentian terakhir. 


" Simpan sedih dan duka dalam seutas senyuman, berbagi bahagia dengan sewajarnya, apapun yang terjadi dalam hidup, siapapun yang kita temui adalah ketentuan terbaik dari-Nya. Tetap bersyukur ".

Rabu, 01 April 2015

bukan yang terbaik..



Kicauan burung yang bertengger di tepi jendela kamarku membangunkan ku pagi ini. Beberapa kali kedipan mata yang harus ku lakukan agar mata ini terbuka lebar. "Ah... ternyata aku tertidur di atas sajadah sehabis subuh tadi". Setelah ku lipat mukenah, berjalan ku kearah dapur. Ku lihat ibu sedang sibuk memasak.
 "Bu, mau masak apa hari ini?" tanya ku pada ibu.
               “ini nindya, sayur asem kesukaan kamu” jawab ibu dengan senyuman.
Dengan hati-hati aku Tanya pendapat ibu tentang farhan, pria yang ku ceritakan pada ibu seminggu yang lalu. Raut muka beliau seketika berubah menjadi masam. Aku tahu ibu tidak suka pada Farhan, walaupun baru sedikit saja ku ceritakan tentangnya, ibu langsung menilai pria itu tak sungguh-sungguh dengan ku. Entah apa yang jadi penilaian ibu, padahal aku menceritakan segala kebaikan yang ku lihat pada dirinya.
“kalau dia sungguh-sungguh, dia gak bakal banyak ngomong nindya,.. dia bakalan minta ketemu sama ibu”
“tapi bu,… farhan dan nindya kan mesti saling mengenal dulu. Masak langsung main ketemu sama ibu terus?” tangkis ku.
Ibu berhenti memotong sayur yang ada di tangannya. Ibu menatapku dengan tatapan lembut namun tegas.
“nindya, kamu anak ibu satu-satunya. Perempuan. Dalam ajaran islam nak gak ada itu saling mengenal tapi dengan cara sering teleponan, sms-an, apalagi sampai ketemuan berduaan”.
“tapi bu kita gak ngomongin yang aneh-aneh kok. Cuma ngomong biasa. Soal rumah tangga, agama, pokoknya yang positif-positif aja”
“itulah pintu awal syaithan bisa masuk nindya,, dari seringnya membahas sesuatu yang bukan seharusnya kalian bahas sekarang malah kalian bahas, kalian bisa di belokkan syaithan. Apa sekarang kamu gak merasa seperti ada ikatan perasaan sama dia?kayak orang pacaran? Dari sebegitu seringnya kalian berkomunikasi..”
Aku terdiam. Aku tak dapat lagi menyanggah perkataan ibu. Benar yang beliau katakan. Perlahan hati ku merasa seperti memiliki farhan. Terkadang dalam perbincangan kami, jika farhan menyebut nama perempuan lain yang dia sebut teman saja, aku sudah tak suka. Ibu memperhatikan raut wajah dan sikapku. Sepertinya ibu mengetahui apa yang aku fikirkan.
“sudahlah, nindya.. ibu tak menghalangi mu untuk mengenal orang nak. Tapi kamu harus tau batasan sebagai seorang perempuan muslim, jika kau ingin mengenal. Lakukan dengan cara ta’aruf yang benar.. bukan seperti ini”
Aku hanya tersenyum simpul memandang wajah ibu. Hatiku bimbang. Benar sekali yang ibu katakan, tapi perasaanku ini harus di bagaimanakan?
                              Sehabis sholat isya aku duduk diatas kasur ku sembari membaca buku. Yah, farhan yang menganjurkan ku untuk membaca buku itu. Buku tentang menjalani rumah tangga islam. Dalam buku itu lengkap sekali mulai dari awalan ta’aruf sampai ke masalah rumah tangga. Ia juga sering mengingatkan ku untuk melakukan sholat sunat. Berbincang soal agama. Aku mendambakan calon imam seperti farhan. Yang mengingatkanku banyak hal tentang aturan agama. Tak berapa lama ku balik helai demi helai kertas di dalam buku bacaanku, ponselku bordering. Ya itu dari farhan. Setiap hari farhan menghubungiku. Seperti biasa kami berbincang panjang. Malam semakin larut dan kami masih berbincang. Aku tau farhan sudah mulai mengantuk, tapi tak seharusnya ia salah memanggil nama ku. Aku mulai ragu terhadap farhan. Tapi ku tepis karena ku sangka itu hanya masalah sepele dan wajar.
               Sudah beberapa hari farhan tak lagi menghubungiku. Ia hanya mengirimi ku pesan singkat sesekali. Tidak seperti biasa yang bisa setiap saat mengirimi pesan, menanyai kegiatanku. Ini membuatku banyak berfikir. Aku banyak memperkirakan apa yang sedang ia lakukan. Mungkin saja ia sedang sms-an sama perempuan yang ia sebut sebagai teman itu. Aku sering menepis fikiran itu. Aku beranikan diri untuk mengiriminya sms duluan.
Assalamu’alaikum.. han, kamu lagi apa”
Tak lama farhan membalas :
Wa’alaikumsalam, maaf nindya aku sibuk banyak kerjaan
oh, yasudah. Maaf mengganggumu, han. Lanjutin aja kerjaannya”
 Farhan tak membalas pesanku lagi. Dan semakin hari farhan terasa semakin menjauhi ku. Aku hanya berfikiran positif tentangnya, walaupun aku juga merasa tak yakin dihatiku.
               Kali ini seminggu sudah Farhan tak menghubungi ku. Akupun sudah mempasrahkan perasaanku. Sering dalam doa ku minta petunjuk pada Allah SWT . Bila ia terbaik bagi agamaku, dunia dan akhiratku mohon tunjukkan Ya Allah.. bila ia buruk bagi agamaku, dunia dan akhiratku maka jauhkanlah ia dari ku Ya Rabb.
Selesai sholat aku duduk termangu di depan jendela kamarku. Ku pandangi langit cerah mala mini. Udaranya pun sejuk menentramkan. Terbesit dibenakku nama farhan. Dan tiba-tiba pesannya masuk.
nindya,.. apa kamu gak bertanya-tanya kenapa aku sekarang tak menghubungimu lagi?”
Aku pun membalas :
“iya, han .. aku juga heran .. kamu sebenarnya kenapa?”
“aku sekarang lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temanku”
 Aku berfikir itu teman-teman pengajian farhan. Aku hanya menanggapi dengan positif dan seperlunya, walaupun hatiku tetap merasa aneh. Beberapa pesan kemudian farhan tak membalas pesanku lagi. Entah bagaimana keyakinan hatiku terkumpul untuk memutus penantianku untuknya.
han, aku minta maaf ya kalau banyak salah sama kamu. semoga kamu tetap istiqomah ya , dan mendapat pendamping yang baik. Lebih baik dari aku. Amin”
Farhan membalas pesanku kali ini. Ia hanya mengucap maaf dan balik mendoakan ku. Aku tak membalas pesan farhan. Sejujurnya aku sedih, sangat sedih. Tak terasa air mataku menetes. Tapi aku paksa tetap tersenyum dan menjernihkan fikiranku kalau ini adalah yang terbaik.

Beberapa hari kemudian aku melihat farhan memasang foto profil bbmnya dengan seorang perempuan yang menggandeng tangannya. Ku fikir aku sudah baik-baik saja. Tak terasa air mataku menetes. Hatiku terasa sakit. Aku tak ingin mengatakan ia mengkhianati ku. Karena aku dan farhan tak pernah mengikrarkan status hubungan antara kami. Tapi entah mengapa perasaan terkhianati ini amat menusuk. Aku merasa farhan membohongiku. Selama ia menjauhiku ia tak jujur padaku. Aku sadar ia berhak memilih siapa saja. Tapi kenapa ia dengan berani membayangi-bayangi ku dengan impian rumah tangga yang begitu indah. Aku hanya membesarkan hatiku untuk menerima. Mungkin aku yang salah arti kedekatan ini dengan farhan. Aku mengirimi farhan ucapan selamat. Namun ternyata pesan bbmku tak terkirim. Aku di hapus dari kontaknya. Aku tersenyum, ku kirimi ucapan selamat itu ke facebook farhan. Farhan tak membalas.

Cukuplah sudah kurasa semua. Ternyata benar kata ibu. Farhan bukan yang terbaik buatku. Namun dalam hatiku tetap bersyukur aku telah di pertemukan dengan farhan. Yang memberiku banyak pelajaran. Aku menyadari perkataan dan penilaian seorang ibu tak selalu salah. Doanya di perkenankan, kasih sayangnya sungguh tulus. Maka karena itu ibu tau yang baik untuk anaknya.